Beragama dengan hati dan dalam Tindakan
Oke sob,
disini aku iseng-iseng nulis apa yang aku rasain selama ini, ditulis
berdasarkan analisa beberapa buku yang saya baca, video, ceramah dan pengalaman
diri pribadi mengenai konteks keAgamaan. Saya membuka forum diskusi terbuka
apabila terdapat kritik terhadap tulisan ini. Serta tak lupa saran dari para
sahabat sekalian apabila kurang berkenan dengan tulisan ini.
Saya akan
mengawali menulis ini dengan mendefinisikan makna dari sebuah agama. Agama
berasal dari dua kata A dan Gama, A yang artinya tidak dan gama yang artinya
kerusakan, dari namanya saja sudah tampak terlihat agama merupakan sesuatu yang
tidak rusak. Sedangkan menurut KBBI Agama adalah suatu ajaran atau sistem yang
mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan YME serta tata kaidah
bersosialisasi kepada masyarakat. Secara serempak dan disepakati jelas agama
adalah sesuatu ajaran yang harus dipeluk oleh umat manusia sebagai sumber
kepercayaan dalam berperilaku sehari-hari.
Karena saya
tinggal di Indonesia yang berbhineka serta menghargai keberagamaan maka saya
akan lebih membahas tentang konsep Beragama dalam tindakan. Tanpa menyalahkan
maupun menspesialkan agama tertentu. Indonesia yang terkenal dengan berbagai
macam budaya, suku, bahasa, dan agama mengakui bahwa Negara Indonesia adalah
negara yang mengakui adanya Tuhan. Agama yang tercatat dan terakui oleh
pemerintah di Indonesia ada enam, antara lain: islam, budha, hindu, kristen,
katholik, maupun konghuchu. Apapun itu agamanya, entah itu Monoteisme maupun
multiteisme yang jelas dalam agama yang diajarkan pasti suatu kebaikan.
Tapi, Bagaimana
jika agama menjadi dasar untuk kerusakan dan perpecahan???? Ya, pertanyaan itu
pasti akan muncul ketika kita telusuri banyak kasus atau kejadian pada era
sekarang yang menyebabkan kehancuran dengan berkedok agama. Coba saja kita
lihat peristiwa bom bunuh diri di Bali pada tahun 2004 lalu yang menewaskan
ribuan turis asing dan masyarakat lokal tak lain dan tak bukan peristiwa itu
merupakan terosisme yang mengatasnamakan Tuhan. Seorang muslim yang beragama
hanya dari luarnya saja menjatuhkan bom bunuh diri di Bali dengan dalih
membunuh orang-orang kafir. Belum lagi saya menemukan berbagai macam info
kristenisasi di beberapa rumah sakit swasta dengan iming-iming pengobatan
gratis serta mendapat biaya tambahan setiap bulan asalkan mau memeluk ajaran
kristen. Disini saya melihat ada sebuah pemaksaan kehendak dan politik
kepentingan. Masih ada lagi kaum Yahudi yang ingin menguasai dunia dengan
konsep New Wordl Order yang dalam konspirasinya akan banyak merugikan banyak
orang. Dan masih bahyak lagi kejadian di dunia ini jika kita telusuri ujung
tombaknya adalah pemahaman agama hanya dari luarnya saja.
Apakah ada
yang salah dengan agama yang kita anut? Apakah masyarakat era modern sudah tak
cocok lagi menggunakan agama sebagai pedoman dalam berkehidupannya? Berbagai
pertanyaanpun akan muncul dari sini. Sebelum kita jawab pertanyaan diatas saya
akan mencoba mendeskripsikan China yang notabene masyarakatnya tak mempercayai
Tuhan atau yang biasa disebut Atheis.
China dengan
jumlah populasi penduduk yang padat kini menjadi pusat perekonomian ASIA.
Ekonomi mikro atau UMKM yang dikembangkan oleh pemerintah mampu menyuplai APBN
negara yang lumayan sangat banyak. Masyarakat China sendiri tersebar
dimana-mana dan tak jarang kita temui seorang berdarah China pasti kaya. Ada
apa dibalik cerita masyarakat China sehingga mereka bisa kaya dan bisa
menybarkan rasnya keberbagai penjuru dunia?. Masyarakat China dikenal ulet dan
gigih dengan menerapkan prinsip berjualan maka tak jarang banyak Chinese yang
kaya raya dan menjadi bos.
China
merupakan negara yang dirujuk Rosulullah sagai tempat menimba ilmu dari suatu
hadits Rosulullah SAW bersabda : “ Tuntutlah Ilmu Sampai kenegeri China”. Saya
pernah diceritakan guru saya mengapa yang ditunjuk Rosul adalah negeri China
bukan negeri Arab, Mesir, Palestina, maupun negara arab lainnya. Mungkin sangat
unik ketika kita menelisiknya lebih dalam. Seperti penggalan cerita diatas
masyarakat China terkenal dengankeuletan dan kegigihannya serta tak mudah putus
semangatmungkin itu yang telah menjadi dasar Rosul kita mengapa negara yang
dirujuk hadits tersebut adalah China. China yang tak mengakui adanya Tuhan
tetapi sesungguhnya mereka adalah manusia berTuhan. Manusia yang mengamalkan
agama bukan hanya dari luarnya saja melainkan mengamalkan agama dari dalam
yaitu dari inti kesejatian.
Disini saya
bukan mengajak siapapun untuk tidak beragama atau tidak percaya akan adanya
Tuhan. Tapi, saya mengajak kepada sahabat sekalian untuk menjadi pemeluk agama
yang cerdas. Jelas sangat terlihat berbeda ketika kita memeluk agama hanya dari
pendoktirnisasi saja dengan memeluk agama karena kita faham, kita sadar, dan
kita benar-benar yakin akan adanya Tuhan. Meskipun agama kita bawaan lahir atau
keturunan dari orang tua, tapi kita berkewajiban mencari inti kesejatian hidup
dan mencari kebenaran dari agama yang telah kita percaya dari semenjak bayi
itu.
Mungkin
sekarang banyak orang yang beragama hanya sebagai formalitas atau sebagai isian
di KTP agar kolom agama di KTP tertulis huruf-huruf yang berjejer karena
dinegara Indonesia seseorang warga haruslah memeluk agama atau menganut suatu
kepercayaan. Ditingkat agak atas sedikit ada orang yang beragama hanya dengan lisan.
Mereka percaya akan adanya Tuhan, mereka percaya akan adanya dosa, syurga dan
neraka tapi mereka lupa akan adanya kehidupan. Yang seperti inilah yang
berbahaya yang bisa menjerumuskan seseorang dalam jurang taklid buta.
Disini saya
ingin mengajak sahabat sekalian beragama dengan hati dan dalam tindakan.
Benar-benar memahami konsep agama, tak hanya mengikuti doktrinisasi tanpa tau
asal dan muasalnya. Mari beragama dengan perbuatan, saling mengasihi dan
menghargai perbedaan. Karena pada dasarnya agama semuanya sama dan Tuhan itu
Esa. Jangan jadikan Agama sebagai tujuan sehingga mulut kita mudah
mengkafirkan, tapi jadikanlah agama sebagai jalan. Jalan menuju yang haqiqi
yaitu Dzat yang maha agung. Allah azza wa jalla.
Diselesaikan pada pukul 00.41 WIB
Jum’at, 28 Novemeber 2014
Kamar Ponpes Assabila, Patemon,
Semarang.
Komentar
Posting Komentar