Kala Senja Tenggelam Oleh Sang Malam
Kala dulu Senja begitu menggoda
Warna keemasannya mampu menyihir setiap
mata yang memandangnya
Pancaran sinarnya mampu membuat mulut menganga
Hingga mampu menutup luka setiap wanita yang
memandangnya
Kala dulu senja tiada yang menandingi keindahannya
Setiap wanitapun dibuat takjub akan
kuasa Tuhan yang menciptakannya
Tak henti-hentinya bertasbih dan mengagungkan
namaNya
Kala dulu setiap wanita rela menunggu
datangnya senja
Dibibir pantai duduk temangu hanya
untuknya
Membiarkan sang ombak yang semakin deras
mengguyurnya
Seolah tak dihiraukannya ombak yang semakin
membawa tubuh mungilnya hanyut
Kini sang wanita tak dapat menikmati
lagi indahnya senja
Apa Mungkin matanya telah buta
Mungkin hatinya tak lagi bisa merasakan
keindahan dunia
Mungkin juga senja tak lagi mampu memperlihatkan
keindahannya
Atuu juga sang senja telah dicabut
keindahanya oleh Sang Maha Raja
Entah...
Wanita-wanitapun tak tahu menahu akan
hal itu
Yang kini wanita tahu hanya gelap
Gelap dan sunyinya sang malam
Gelap yang menjadikannya tak mampu
melihat keindahan senja
Meskipun telah ditungguinya senja
dibibir pantai seperti biasanya
Semarang, 20 April 2015
Kampus FMIPA UNNES
Komentar
Posting Komentar