Malam-ku dan Bintang-aku


Aku-lah Sang Bintang yang menyilaukan dan engkaulah Sang Malam yang Menggelapkan.

Kepadamu Malam-ku yang entah sedang dimana. Saat ini adalah saat aku benar-benar membutuhkan sisi gelap-mu, aku terlalu terang sehingga aku tersilaukan oleh diriku sendiri. Aku benar-benar telah terkikis oleh awan mendung yang menjadikanku  tak dapat lagi melihat pesona gelap-mu. Begitupun kamu tak dapat lagi dapat melihat sisi terang-ku. 
Malam-ku yang bukan sekadar malam, Sedang apakah engkau sekarang? Sedang sibukah dirimu, atau engkau sedang bersantai sambil meminum kopi dan bercengkrama dengan teman-temanmu dilangit sana. Bagaimanakah dengan keadaanmu? Jika engkau tahu, Meskipun engkau telah memilih jalan-mu sendiri, hingga detik ini aku tak ingin mendengar engkau bersedih bahkan berduka, Ketika terdengar bisik kabarmu yang berduka, aku bagai diambang jurang yang dibawahnya menganga bara api neraka. Namun, sekarang aku tak pernah mendengar keadaanmu. Tetapi, untaian do'aku akan aku panjatkan kepada Tuhan-ku agar engkau selalu dalam limpahan cinta dan kasih-Nya.
Malam-ku yang selalu meneduhkan, akan aku beritahukan rahasia-ku padamu. Dahulu aku begitu mengagumi senja sampai aku rela menunggunya setiap hari duduk termangu hanya untuk bertemu dengan sang Senja. Namun, semenjak kedatanganmu yang menemani terangku, kau mampu membutakanku dengan sisi gelapmu, menjadikan sisi terangku yang cenderung menyilaukan menjadi gelap yang meneduhkan dan gelap yang menenangkan. Kini engkau entah dimana. Aku sangat rindu akan cahaya-ku yang ditemani oleh gelapmu. Oleh pancaran gelap cintamu. namun, kini engkau pergi tanpa satu kabar yang pasti. sama seperti dahulu lagi saat engkau menjadi malam yang gelap dan aku menjadi cahaya yang terang menyilaukan. Perpaduan antara cahaya terang dan gelap menedukan kini tak dapat aku dan kamu jumpai lagi.  Kamu telah memilih jalanmu sendiri, menjadi malam yang gelap dan melepaskan cahayaku. Menjadikanku bintang yang menyilaukan mata.

Malam-ku, sekarang aku hanya bisa membayangkan saat dimana sisi gelap-mu dan sisi terangku beradu dan bercampur menjadi satu. Meski hal itu hanya khayalanku semata yang entah dapat terwujud kembali atau hanya menjadi bayang-bayang, kau masih menjadi seorang raja yang mengisi hati ini. Meskipun perjumpaanku dan perjumpaanmu begitu singkat namun rasa cinta yang engkau tinggalkan didalam hati ini masih begitu sangat melekat. Dahulu, aku kira hanya senja yang dapat membutakanku dengan cinta, ternyata perspektifku itu salah. Tuhan mempunyai cara yang berbeda untuk membangun istana cinta itu dihatiku melalui perjumpaan singkat namun begitu berkesan.  Mungkin sekarang diantara luasnya samudra, aku hanyalah buih yang berselimut derita diantara seribu gelak tawa. Memang menyakitkan untuk-ku. Kini aku hanya mampu menjumpaimu dan merasakan hadirmu didalam dunia khayalanku. Namun, beberapa bait do'a akan selalu aku untaikan untukmu duhai malam-ku yang gelap tetapi begitu menenangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puri Maerokoco, TMII-nya Jawa Tengah yang Luput dari Perhatian Publik

PALUI DAN NGUNGU

DO'A