Video Tentang Pendidikan

 
    1.      Pendapat saya mengenai video
 
Sangat  luar biasa sekali bahwa anak SMA X sudah berani membuktikan bahwa dunia pendidikan saat ini sudah jauh berbeda dengan dahulu, sekarang sudah banyak perubahan atau degradasi moral yang melanda anak bangsa sehingga kasus kenakalan remaja sangat banyak. Video yang seperti itulah yang seharusnya dibuat dan dipertontonkan kepada kita khususnya calon guru supaya kita melihat dan menilai masalah seperti ‘mencontek’ itu tidak dengan sebelah mata dan langsung memberikan keputusan yang akan memberatkan sebelah pihak.  Video juga dapat memberikan tuntunan bahwa mencontek itu adalah perbuatan yang salah yangh kelak kalau dibiasakan terus menerus bisa menerapkan sikap mudah berbohong yang ujung-ujungnya adalah korupsi.
 
2.      Kesan
 
Kesan terhadap film tersebut jujur asalnya saya sangat bingung ketika pertama kali melihat judulnya yang aneh dan awal ketika ada upacara disekolah, ternyata ketika saya sudah menonton film tersebut saya tahu maksud dari film tersebut ketika seorang anak SMA yang sangat beraninya menegakkan keadilan dan memberi keterangan kenapa mencontek itu berbahaya dan disekolahnya itu bahanya sangat besar apabila ketahuan menyontek, nah itu merupakan awal klimaks dari film tersebut ketika salah satu temannya yang juga siswa di SMA nya itu di DO gara-gara mencontek tanpa diberi kesempatan pembelaan pada dia, padahal sejujurnya niat awal dari temannya tersebut tidak mencontek dan anehnya lagi ketika seorang guru BP yang menangani kasus anak tersebut ketiak ditranya oleh orang tua si anak yang do DO tersebut menjawab “yah anak ibu ini dikeluarkan karena ketahuan mencontek” ibu si anak tersebut menjawab “kalau tidak ketahuan berarti tidak dikeluarkan?”  dengan datarnya siguru tersebut menjawab “iya” ini membuktikan bahwa tidak adilnya pendidikan zaman sekarang.
 
3.      Pesan
 
Pesan saya kepada para pelajar setelah menonton video tersebut bahwa sikap kejujuran itu sangat diperlukan dan diterapkan sejak dini supaya tidak ada lagi mencontek yang otoritasnya hanya nilai dan nilai yang dikejar karena sesungguhnya dalam pendidikan yang diperlukan adalah kepahaman dan ilmu yang bermanfa’at didunia dan diakhirat, dan meluruskan niat awal kita belajar dan sekolah itu untuk apa, tidak mungkin kalu kita sekolah itu niatnya mencari nilai, pasti niat awal adalah supaya pintar dan mempunyai ilmu yang bermanfa’at tentunya. Karena kita tahu pepatah mengatakan bahwa satu kebohongan akan diikuti kebohongan yang lainnya begitupun kalau anak dari kecil sudah terbiasa berbuat bohong maka tidak mungkin dan tidak jarang bahwa ketika dia sudah dewasa dan sudah menjadi pejabat banyak yang terlibat kasus korupsi.
 
4.      Kritik
 
            Kritik terhadap film pendidikan tersebut adalah ketika memang benar katakana benar dan   ketika memang itu salah jangan ragu katakana salah. Film tersebut sebaiknya ditambah lagi ruang lingkupnya bukan hanya di SMA tersebut tetapi kita lihat kancah pendidikan di Indonesia agar kita tahu gimana rusaknya pendidikan di Indonesia ini dan jangan hanya menganalisis dan mengkritik tanpaa adanya saran yang membangun dan perubahan yang nyata.
5.       Peran lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan hubungannya antara masing-masing pengaruh
 
Masing-masing factor diatas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, sikap, perilaku dan proses belajar anak, karena kita tahu sendiri bahwa dunia pendidikan itu terbentuk dari tiga buah proses, pendidikan informal, nonformal, dan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan dimana peranan orang tua adalah sebagai pembentuk karakter anak, jika orang tua dari dini sudah menerapkan sikap jujur kepada anak kelak anak akan belajar dan mengikuti pembelajaran orang tuanya serta akan menerapkan dikehidupan nyata dia bahwa berbohong adalah perbuatan dosa, orangtua bukan hanya dituntut untuk melarang ini, melarang itu tetapi lebih keprakteknya , ketika orangtua tersebut tidak pernah berbohong maka kelak anaknya akan mencontoh kebiasaan orangtuanya.
Sedangkan yang dimaksud pendidikan nonformal adalah pembelajaran anak yang dikaitkan dengan masyarakat,teman dan lingkungan, sebagaimana banyak diterangkan dan dipeperkan bahwa lingkungan adalah berperan kedua setelah orangtua anak, setelah orangtua memberikan pendidikan keanak, lingkungan akan berpengaruh sebagaimana teman pergaulan ketika memang si anak bergaul dengan orang yang pintar-pintar atau suka belajar maka kecil kemungkinan si anak tersebut malas belajar, berbeda halnya dengan ada anak yang tinggal didaerah pemukiman kumuh, fasilitas tidak memenuhi sama sekali , dan banyak sekali terjadi kekerasan atau kejahatan maka psikis anak akan berkata lain dia lebih memilih untuk hidup malas, bergelandangan dan bersifat nakal. Sedangkan yang dimaksud pendidikan formal adalah sekolah, dimnana sekolah tersebut menerapkan peraturan yang berlaku dan mengikat kepada setiap siswa tau siswinya, sekolah menjadi ajang untuk anak bersosialisasi kelak dimasyarakat, ketika sekolah yang ditawarkan mempunyai fasilitas yang lengkap dengan segudang peraturan missal peraturan mencontek bakal dikeluarkan itu adalah salah satu kebijakan sekolah yang seharusnya pada awal masuk sekolah ada perjanjian atau kontrak supaya misalkan ada insiden dihari kedepannya tidak aka nada pihak yang merasa dirugikan oleh peraturan tersebut. Sama halnya pabila sebuah sekolah tersebuut membuat kebijakan baru harus dirapatkan oleh masing-masing perwakilan dari kelas. Karena Negara kita adalah Negara domokrasi yang dimana semua orang bebas mengeluarkan pendapat.
 
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puri Maerokoco, TMII-nya Jawa Tengah yang Luput dari Perhatian Publik

PALUI DAN NGUNGU

Susunan Kepengurusan PKPT IPNU IPPNU UNNES Tahun 2015